Lelaki Lain di Kamarku
Dengan Sartika - Halo semuanya selamat datang di blog Sartika yah, Sartika ga bosen2 nih buat share ke sobat cerpen yang menarik dan sangat membuat perasaan kira tergugas. Hahahahaha biasa aja sih ya ???? Judul cerpen kali ini adalah.................. LELAKI LAIN DI KAMARKU. Wah siapa ya kira - kira ?????
Lelaki Lain Di Kamar Ku
Seperti biasa, kulepas kepergian suamiku untuk mencari rezeki. Ia suami yang sabar dan pengertian. Lulusan universitas negeri bergengsi dan pekerjaannya pun terbilang mapan. Anak bontot dari 4 bersaudara, pria semua.
Tak ada yang perlu dikhwatirkan tentangnya. Hari-hari kami berjalan mulus. Pun ada kerikil konflik, itu semua masih bisa kami lewati dengan baik.
Ia beragama baik. Bukan sekedar ritual, tapi pemahamanannya yang mendalam akan arti keyakinan. Kami pun menikah melalui perjodohan. Sama-sama meyakini, jodoh itu sudah Allah siapkan. Tinggal bagaimana cara kita menjemputnya. Gelap atau terang. Toh Tuhan memberikan kebebasan kepada hamba-Nya untuk memilih jalan mana. Karena hakekatnya, semua tercatat dan dihisab.
Kebiasaan itu terus berjalan. Mengurus rumah dan suami jadi profesi dunia akhriat bagiku. Aku tak jenuh, pasalnya aku punya cara jitu untuk mematikan penat yang pasti datang. Aku bergaul dengan teman-temanku semasa kuliah dan di kantor dulu. Aku datangi majelis ilmu, seminar, workshop bisnis ala ibu rumah tangga, bahkan sekedar arisan elektronik atau alat masak kekinian.
Sampai suatu hari, di saat suamiku pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan. Aku tak dapat menghindarkan diri dari sebuah kejadian.
Haaaahhhhh!!! Aku menangis sejadi-jadinya. Porak poranda rumah yang suami ku tinggalkan. Aku tak berani mengakui kejadian hari ini kepadanya. Maaf mas. Tak sepenuhnya salah dia, ini juga ulahku. Ia merebut hatiku.
Selagi suamiku tak ada. Aku dan dia mesra di kamar tidur yang biasa aku dan suami tempati. Tempat tidur yang nyaman dan cukup luas. Banyak kenangan indah di sama. Tapi kini, kisah manis itu terbagi karena ada orang lain di kamar ini.
Sosok yang menyenangkan. Aku juga jatuh cinta padanya. Sangat. Terbius.
Di kamar ini ia masuk tanpa permisi. Kadang mengetuk pintu saja dan menyambar masuk. Rebah di dadaku.
Ia mengunci hatiku. Membaginya dan membiarkanku mengingatnya setiap hari. Kadang aku bisa panik dan gila dibuatnya.
Bahkan kuabadikan kebersamaan kami di kamar ini. Lagi dan lagi. Candu.
Sampai hari di mana jadwal suamiku pulang dari luar kota. Aku persiapkan matang agar rumah rapih kembali. Berharap ia tetap bahagia memiliki istri sepertiku. Berdandan cantik sesuai seleranya.
Dan betul saja. Ia hanyut dalam rencana, tak ada yang berubah kami tetap mesra seperti biasa. Sudah ku amankan.
"Dek...maaf ya. Mas kelamaan ninggalin kamu. Kamu ngk kerepotankan?" suamiku bertanya dengan tulus sambil membelai jilbab ungu kesukaan ku. Selalu ku pakai saat menyambutnya pulang dari tempat jauh.
"Ndk Mas...it's oke. Kamu kan kerja masa aku tahan-tahan." ucapku manis. Menerobos hatinya.
Mas. Sesungguhnya aku berbohong.
Aku menduakanmu.
Aku menipumu.
Kau tahu mas? Saat bersamanya aku kenakan daster merah marun yang kau bilang cantik. Aku serahkan yang kupunya. Maaf.
Kami berdua di kamar kita saat kau tak ada. Aku dan dia saling tertawa. Membicarakan hal yang tak penting sekalipun. Aku dan dia saling mencium dan berpeluk erat.
Maaf aku mendua.
Aku biarkan suamiku membersihkan diri dan menganti pakaian yang sudahku siapkan. Rapih tertata di atas kasur. Setelan celana panjang berbahan kanvas ringan dan kaos putih bergambar cangkir kopi. Serasi. Dan aku suka melihatnya begitu.
Dapur jadi target utamaku. Jemari sigap siapkan pisang goreng mentega kesukaan Mas Ranu. Dua cangkir teh kubawa lebih dulu. Asapnya mengepul menambah selera untuk menemani kudapan sore.
Suasana senja pasti seru untuk berbincang dan melepas penatnya.
Masih asik menggoreng pisang. Tiba-tiba Mas Ranu meletakan celana panjang di meja tak jauh dari kompor.
Haahhhhh teledornya aku! Mengapa celana itu bisa tak kurapihkan. Astagaaa....!!! Kelu. Dadaku berguncang.
"Dek apa yang terjadi di kamar kita?" aku tertegun. Pucat pasi dan tak bisa berkata-kata.
Disaat yang bersamaan sosok yang mempesona itu datang. Ia menepuk-nepuk Mas Ranu. Aku merunduk.
Dua lelaki itu saling menatap. Aku suka kedua mata itu. Tak sanggup.
Diam.
Hening sejenak.
Aku hanya menatap keberadaan mereka.
Tiba-tiba
"Ayaaaahhhhh!!! Yusuf kangen ayaahhh...!" pecah keduanya saling berpelukan.
Selaras Ia melirik ke arah celana panjang itu dan berkata.
"Maaf ya Ayah Yusuf ganggu ibu waktu ibu lagi gosok di kamar. Jadi celananya gosong kena setrikaan. Yusuf padahal suka banget celana panjang dari Ayah," anak itu rebah di baha ayahnya.
Yusuf. 5 tahun, lelaki yang membiusku, mengisi hari-hariku. Anugerah indah dan amanah untuk kami, ayah dan ibunya.
Besarlah nak. Temukan cintamu. Buatlah ia rebah dipundakmu saat sedih dan senang.
Jadilah tangguh seperti ayahmu.
--------TAMAT----
Terimakasih yah yang sudah setia di blog Sartika.
Sumber : Facebook
0 komentar:
Post a Comment